Kamis, 21 Juli 2016

PENGERTIAAN DAN PEMBAGIAN HIPERSENSITIVITAS

Hipersensitifitas menunjukkan suatu keadaan respon imun yang mengakibatkan reaksi berlebihan atau tidak tepat yang merugikan pejamu. Pada individu, reaksi seperti ini secara khas timbul sesudah kontak kedua dengan antigen spesifik (allergen). Kontak pertama adalah kejadian pedahuluan yang perlu agar dapat mengiduksi sensitisasi terhadap allergen tersebut.


Terdapat empat tipe utama reaksi hipersensitivitas yaitu :
  • Tipe I: hipersensitivitas segera (alergi)
hipersensitivitas tipe I bermanifestasi dalam bentuk reaksi jaringan yang timbul dalam beberapa detik sesudah antigen bergabung dengan antibody yang cocok. Suatu antigen yang menginduksi pembentukan antibody IgE, yang terikat kuat melalui region Fc ke reseptor melalui sel mast, basofil, dan eosinofil. Beberapa waktu kemudian, kontak kedua individu tersebut dengan antigen yang sama mengakibatkan fiksasi antigen ke IgE yang terikat sel, terhubung silang dengan molekul IgE, dan melepaskan mediator yang aktif secara farmakologi dari sel dalam waktu bebrapa detik hingga beberapa menit.
  • Tipe II: hipersensitivitas 
hipersensitifitas tipe II melibatkan pengikatan antibody IgG ke antigen permukaaan sel atau molekul matriks ekstrasel. Antibody yang diarahkan pada antigen permukaan sel dapat mengaktivasi komplemen (atau efektor lainnya) untuk merusak sel. Obat-obatan seperti penisilin dapat melekat pada protein permukaan sel darah merah dan memulai pembentukan antibody. Antibody autoimun seperti ini kemudian dapat bergabunng dengan permukaan sel, mengakibatkan hemolisis.
  • Tipe III: hipersensitivitas kompleks imun
ketika antibody bergabung dengan antigen spesifiknya terbentuknya kompleks imun. Pada keadaan normal, kompleks imun ini cepat dibuang, tetapi kadang-kadang tertimbun di jaringan menimbulkan penyakit berat. Pada infeksi mikroba atau virus yang presisten, kompleks imun mungkin tertumpuk pada organ (mis: ginjal), mengakibatkan disfungsi.

  • Tipe IV: hipersensitivitas yang diperantarai oleh sel (lambat)
hipersensiitivitas yang diperantarai sel adalah fungsi limfosit T yang tersensitisasi secara spesifik yang mengaktifkan makrofag untuk menyebabkan respon inflamasi, bukan fungsi antibody. Respinnya bersifat lambat yaitu biasanya mulai 2-3 hari sesudah kontak dengan antigen dan sering berlangsung selama beberapa hari.

0 komentar:

Posting Komentar