Sabtu, 23 Juli 2016

PENJELASAAN DAN GAMBARAN KLINIS ANEMIA APLASTIK

Anemia aplastik merupakan suatu gangguan yang mengancam jiwa pada sel induk di sumsum tulang, yang sel-sel darah yang diproduksi tidak mecukupi. Anemia aplastik dapat congenital, idiopatik (penyebabnya tidak diketahui), atau penyebab sekunder akibat penyebab-penyebab industry atau virus.
Penderita anemia aplastik mengalami kekurangan semua sel darah). Secara mikroskopik, eritrosit terlihat normositik normokromik,  jumlah retikulosit rendah atau tidak ada, biopsy sumsum tulang menunjukkan keadaan yang disebut “pungsi kering” dengan hipoplasia nyata dan digantikan dengan jaringan lemak. Pada sumsum tulang tidak dijumpai sel-sel abnormal. Anemia aplastik yang idiopatik diyakini dimediasi secara imunologis, dengan T limfosit pasien menekan sel-sel induk hematopoietic.

Penyebab sekunder dari anemia aplastik (sementara atau permanen) meliputi berikut ini :
1. Lupus eritematosus sistemik yang berbasis autoimun.
2. Agen antineoplastik atau sitotoksik.
3. Terapi radiasi.
4. Antibiotic tertentu.
5. Berbagai obat seperti antikonvulsan, obat-obat tiroid, senyawa emas, dan fenilbutazon.
6. Zat kimia seperti benzene, pelarut organic, dan insektisida.
7. Penyakit virus seperti mononucleosis infeksiosa dan HIV; anemia apalstik setalah hepatitis virus terutama lebih berat dan cenderung vatal.


Tanda dan gejala pada anemia aplastik yaitu: anemia, disertai kelelahan, dan nafas pendek saat latihan fisik. Defisiensi trombosit menyebabkan: ekimosis dan petekie, epistaksis, perdarahan seluran cerna, perdarahan saluran kemih dan kelamin, dan perdarahan system saraf pusat. Pada defisiensi sel darah putih meningkatkan kerentanan dan keparahan infeksi (bakteri, virus, dan jamur).

0 komentar:

Posting Komentar